Dulu Gerakan Jumat Bersih, Sekarang Grebek RT
SANGATTA,deltamahakam.co.id-Kabupaten Kutai Timur terus bergelora dengan pembangunan yang berkelanjutan, termasuk pula penanganan kebersihan lingkungan, sampah, hingga menjaga kelestarian lingkungan hidup. Terkait perihal kebersihan dan sampah lingkungan, hal itu sudah menjadi perhatian utama Bupati Ardiansyah Sulaiman sejak bertahun-tahun lalu.
“Dulu kita memiliki program Gerakan Jumat Bersih (GJB). Sekarang ada yang namanya Grebek RT. Bahkan salah-satu promotornya (Andika Yohantoro, red) saya tanya, kenapa tidak ada gerakan. Mohon maaf pak jawabnya, ia sengaja tidak memberi tahu saya bahwa sedang dalam proses penyembuhan dari sakit ginjal. Setelah pulih ia akan kembali menjalankan, Gerakan Bersih Kerja Bakti bersama RT,” ujar Bupati dalam acara pengukuhan DPD ASOBSI Kutim pada Kamis (30/6/2022).
Bahkan ada dua kelompok yang terlibat dalam kegiatan itu, pertama ialah Remaja Kreatif Peduli Lingkungan (RKPL) dan Mandiri (Koling Bersemi) Roda Tiga. Tentu Bupati berharap ke depan bank-bank sampah yang ada dalam ASOBSI turut bergabung dalam Grebek RT.
“Kegiatan Gerakan Jumat Bersih bahkan jadi tolak ukur pada tahun 2013. Di mana melalui Unit Pengelola Teknis (UPT) Kebersihan, Kutai Timur mendapatkan sertifikat Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Aturan mainnya, sertifikat hanya dapat diberikan satu kali setelah itu harus meningkat menjadi Piala Adipura,” ungkap Ardiansyah Sulaiman disambut tepuk tangan meriah tamu undangan.
Walau sampai saat ini, Kutim belum mampu mendapatkan Piala Adipura. Ardiansyah selalu menekankan kepada semua pihak, agar dapat selalu menjadikan Sangatt dan kecamatan lainnya sebagai kota yang bersih. Tentu dengan segenap kemampuan, karena tantangannya cukup besar.
“Sampah masih sulit untuk kita atasi. Bahkan TPA kita sudah tidak mampu lagi menampung. Saya masih ada planning (perencanaan, red) terkait sampah. Beberapa waktu lalu di Jakarta, saya bertemu dengan salah seorang pencetus mesin (berkaitan sampah, red). Tetapi nanti saja saya berikan informasinya,” ungkap Bupati merahasiakannya, dengan maksud sebagai kejutan nanti.
Tetapi Bupati tetap mendukung ASOBSI yang dimotori oleh N Jali dan kawan-kawan. Kemauan mereka dianggap luar biasa oleh orang nomor satu di Kutim tersebut. Mengingat plastik yang diterima dari masyarakat dihargai perkilo gramnya sebesar Rp 1600 sampai Rp 2000, namun belum semua warga masyarakat memahami potensi sampah.
“(Sampah) Itu duit sebenarnya, bahkan di Rumah Jabatan Bupati juga banyak, kemarin diberikan kepada Andika. Karena sampah plastik itu diolah menjadi BBM. Alhamdulillah berhasil, walau memang BBM olahan manual ya begitu. Dipergunakan untuk mobil, dapat berjalan sekian puluh kilometer lantas berhenti. Karena harus membersihkan kembali filternya,” ujar Bupati bangga.
Bupati meminta kepada Ketua DPD ASOBSI Kutim N Jali untuk dapat mengajak Kepala Desa Tepian Baru Bengalon Edy Suprianto untuk dapat bergabung dengan organisasi tersebut. Mengingat desa yang baru saja merayakan HUT ke-17, pada 16 Juni 2022 lalu menjalankan progres terkait Sistem Penyediaan Air Minum Pedesaan (Spamdes). Dengan itu, tentu mereka juga mampu mengelola bank sampah untuk kepentingan desa. (kopi5/kopi3)