DPRD Kutim

Wakil Ketua DPRD Kutim Mendorong Dinkes untuk Mengadopsi Pola Perekrutan Tenaga Medis Seperti saat Covid 19

Sangatta – Wakil Ketua DPRD Kutai Timur (Kutim), Arfan, mendorong Dinas Kesehatan untuk mengadopsi kembali pola perekrutan tenaga medis yang telah terbukti sukses selama pandemi COVID-19. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis di Rumah Sakit Muara Bengkal dan memastikan kelancaran operasionalnya. Arfan menyatakan bahwa selama masa pandemi COVID-19, banyak tenaga medis direkrut dengan sukses untuk menangani pasien.

“Jadi, jika saat ini kekurangan tenaga medis di RS Muara Bengkal, dapat direkrut dengan pola yang sama seperti saat pandemi COVID-19. Dulu banyak tenaga medis yang direkrut dan kebutuhan terpenuhi. Jika saat ini masih kekurangan, mungkin karena mereka menginginkan gaji yang tinggi karena wilayah tersebut terpencil. Oleh karena itu, harus ada solusi, misalnya dengan menaikkan gaji mereka, terutama bagi dokter spesialis,” ujarnya.

Untuk jangka panjang, Arfan menyebut Dinas Kesehatan harus merespons usulan Wakil Bupati Kutim, Kasmidi Bulang, yang mengusulkan agar anak-anak asal Kutim diberi kesempatan untuk kuliah kedokteran di Universitas Mulawarman (Unmul), dengan harapan mereka dapat kembali dan mengabdi di Kutim, terutama di Muara Bengkal setelah lulus.

“Kita membuka peluang bagi anak-anak kita untuk menempuh pendidikan kedokteran dengan biaya yang kita tanggung. Jika perlu, anak-anak dari Muara Bengkal dan sekitarnya dapat dibiayai agar nantinya mereka dapat kembali dan menjadi dokter di daerah tersebut,” tambahnya.

Hal ini dilakukan agar dalam jangka panjang, tidak perlu lagi mengandalkan tenaga medis dari luar yang tentu saja membutuhkan gaji yang tinggi.

Sebagai informasi, Rumah Sakit Muara Bengkal saat ini menghadapi kekurangan 118 tenaga medis dari total kebutuhan 141 orang. Sejauh ini, baru 23 tenaga medis yang berhasil direkrut, mereka berasal dari berbagai Puskesmas di Kutai Timur. Namun, keadaan semakin memprihatinkan karena belum ada dokter spesialis yang bergabung dalam tim medis. Hal ini menjadi perhatian serius, terutama mengingat bahwa setidaknya diperlukan empat dokter spesialis agar pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut dapat berjalan dengan optimal.(dm18)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button