Kepala Bappeda Kutim Terangkan 13 Rekomendasi dalam RPJPD
Dirincikan Noviari Noor terkait 13 rekomendasi evaluasi yang dimaksud antara lain: Mengurangi Ketergantungan pada Sektor Tambang. Mengurangi Sensitivitas Terhadap Harga Batu Bara Global. Optimalisasi Keunggulan Sumber Daya Alam.

SANGATTA,deltamahakam.co.id — Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) melakukan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD). Berlangsung di ruang Meranti pada Selasa (14/5/2024).
Dalam dialog, Noviari Noor selaku Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kutim memaparkan poin-poin 13 rekomendasi RPJPD dan poin penting terkait pembangunan selama tahun 2005-2025.
Dirincikan Noviari Noor terkait 13 rekomendasi evaluasi yang dimaksud antara lain: Mengurangi Ketergantungan pada Sektor Tambang. Mengurangi Sensitivitas Terhadap Harga Batu Bara Global. Optimalisasi Keunggulan Sumber Daya Alam.
“Juga Keberlanjutan dan Kesinambungan Pembangunan. Perencanaan yang Terintegrasi. Adaptasi Capaian Pembangunan. Yang ketujuh itu ada Pemanfaatan Momentum IKN,” ucapnya.
“Selanjutnya Redefinisi Capaian dan Ukuran Pembangunan. Strategi Cultural-Led Development dan Catalyst Strategy. SWOT Based Planning. Ecosystem Based Planning. Penyempurnaan Perencanaan dengan Road Map dan Blue Print. Terakhir Pengendalian dan Evaluasi yang Komprehensif,” papar Noviari.
13 rekomendasi di atas kata Noviari berdasarkan evaluasi atas pelaksanaan pembangunan di Kutim selama 20 tahun terakhir yang telah dilaksanakan dengan baik, mengacu pada visi, misi, dan sasaran RPJPD 2005-2025.
“Capaian pembangunan kita rata-rata hasil capaian RPJMD empat periode tinggi dengan capaian target pembangunan RPJPD sebesar 86,44%,” ungkapnya.
Sementara fokus pada pembangunan jangka panjang, kata Noviari, Kutim memfokuskan pada pembangunan yang mencakup pengembangan potensi non-tambang seperti agrobisnis, agroindustri, manufaktur, dan pariwisata.
Lebih lanjut dirinya menyampaikan ketergantungan Kutim untuk Produk domestik regional bruto (PDRB) dominan masih berada pada sektor pertambangan.
“Nahh untuk sektor tambang masih mendominasi PDRB. Namun ada kebutuhan untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya ini demi keberlanjutan jangka panjang,” ucapnya.
“Perhatian pada asepk lain meskipun ada capaian tinggi, tetapi masih ada banyak aspek yang perlu diperbaiki untuk mencapai visi yang lebih luas, termasuk pemberdayaan sumber daya lokal non-tambang,” turutnya. (ADV)