Buaya dan Sampah Jadi Sorotan, Pemkab Kutim Matangkan Dua Proyek Penting
DELTAMAHAKAM.CO.ID, KUTAI TIMUR – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur membahas dua isu strategis yang akan dikembangkan dalam waktu dekat. Isu pertama terkait rencana pembangunan penangkaran buaya di Desa Muara Bengalon Kecamatan Bengalon, dan yang kedua mengenai pemindahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batota ke lokasi baru yang lebih layak.
Rencana penangkaran buaya muncul akibat meningkatnya interaksi satwa liar tersebut dengan warga bahkan tak terkadang satwa tersebut masuk ke wilayah pemukiman di Ibukota Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Sangatta. Kajian lokasi di Muara Bengalon telah dilakukan, termasuk penyusunan Feasibility Study (FS) dan Detailed Engineering Design (DED).
Penangkaran tidak akan dikelola pemerintah, melainkan menggandeng investor untuk mengembangkan nilai tambah seperti pemanfaatan kulit, daging, hingga potensi ekowisata. “Program ini kami harap bukan hanya solusi atas konflik manusia-buaya, tetapi juga dapat membuka peluang pariwisata baru bagi Kutim,” ujar Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setkab Kutim, Noviari Noor, Kamis (25/9/2025).
Tak hanya penangkaran buaya, Noviari Noor juga menjelaskan Pemkab Kutim berencana untuk melakukan pemindahan TPA Batota yang selama ini dikelola dengan sistem open dumping. Lokasi tersebut harus dipindahkan karena berada dalam kawasan Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan sudah dalam pengawasan Kementerian Lingkungan Hidup.
Pemindahan TPA ditargetkan rampung dalam dua tahun. “Kami akan membangun TPA baru dengan sistem sanitary landfill. Nantinya, sampah dipilah sejak awal sehingga volume yang masuk ke TPA berkurang,” jelasnya.
Beberapa lokasi alternatif sudah disiapkan, termasuk di sekitar Batota dan Sangatta Selatan. Kajian kelayakan akan menentukan lokasi final yang sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.
“Rencana yang ada merupakan prioritas demi terciptanya lingkungan yang aman, bersih, dan mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat.” pungkasnya.
