ADVERTORIALBERITA TERKINIPemkab KutimSangatta

Bangun 4 Drainase di Sangut dan Sangsel, Pemkab Kutim Kucurkan Rp 128 Miliar

Tapi yang paling penting yang harus dipahami oleh masyarakat, jagan sampai buang sampah di drainase sehingga menghambat air yang mau lewat," tutur Ardiansyah. (adv/dm5).

SANGATTA,deltamahakam.co.id-Upaya Pemkab Kutai Timur (Kutim) untuk menata sistem drainase di kawasan perkotaan terus dilakukan. Di Kecamatan Sangatta Utara (Sangut) dan Sangatta Selatan (Sangsel) mulai APBD 2023, setidaknya ada empat titik yang menjadi fokus penanganan.

Empat titik ini masuk dalam proyek skema multiyears, itu sudah mulai dibangun, ditandai dengan groundbreaking oleh Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman pada, Minggu (21/10/2023).

Adapun empat proyek drainase ini antara lain, pembangunan drainase Jalan Kabo dengan anggan senilai Rp 28 miliar, drainase Jalan Dayung, Sidodadi, Ilham Maulana hingga Singa Gembara dengan anggaran Rp 40 miliar.

Selanjutnya, pembangunan drainase di Jalan HM Ardan Kecamatan Sangatta Selatan senilai Rp 35 miliar, dan pembangunan saluran drainase di Jalan APT Pranoto-Wolter Mongonsidi yang menyedot biaya Rp 25 miliar. Dengan begitu, anggaran untuk empat proyek ini sebesar Rp 125 miliar.

Bupati Ardiansyah menyatakan, hari ini ada empat groundbreaking, proyek pembangunan drainase di wilayah Sangatta Utara dan Sangatta Selatan. Proyek-proyek ini diharapkan dapat selesai sesuai target.

“Semoga tahun depan pembangunan drainase ini sudah selesai,” ujarnya.

Hujan dengan intensitas yang cukup tinggi di Kutim dan sekitarnya, kerap menimbulkan banjir dan genangan air di sejumlah daerah pemukiman padat penduduk yang tak memiliki sistem drainase yang cukup baik. Karenanya, Ardiansyah berharap masyarakat tidak membuang sampah sembarangan terutama di saluran drainase.

Ardiansyah meyakini, hal tersebut bisa mencegah terjadinya sumbatan drainase akibat sampah. Selain itu juga, turut membantu menjaga kebersihan lingkungan agar tak menjadi wadah berkembang biaknya penyakit.

Untuk itu, dirinya berharap, ada kesadaran dari seluruh masyarakat untuk dapat bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan, sehingga di daerah itu tidak terjadi lagi genangan air di pemukiman masyarakat.

“Ini yang saya katakan tadi, air betul-betul dicek (diperhatikan), itu mengalir atau tidak di sana, jangan sampai nanti stagnan. Tapi yang paling penting yang harus dipahami oleh masyarakat, jagan sampai buang sampah di drainase sehingga menghambat air yang mau lewat,” tutur Ardiansyah. (adv/dm5).

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button