Ardiansyah Dukung Distanak Kutim Gunakan Inseminasi Buatan Tingkatkan Populasi Sapi
"Saya sepakat tahun depan harus memberikan dan menyiapkan ini kepada masyarakat. Sehingga kita dapat bertahan untuk menyiapkan kebutuhan daging sapi,” ujar Ardiansyah.
KUTAI TIMUR,deltamahakam.co.id-Bupati Kutai Timur (Kutim), Ardiansyah Sulaiman mendukung rencana Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) melakukan inseminasi buatan atau kawin suntik terhadap ternak sapi.
Hal ini disampaikan saat meninjau pelaksanaan suntik vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Desa Mata Air, Kecamatan Kaubun, Jumat (25/11/2022).
“Saya sepakat tahun depan harus memberikan dan menyiapkan ini kepada masyarakat. Sehingga kita dapat bertahan untuk menyiapkan kebutuhan daging sapi,” ujar Ardiansyah.
Ardiansyah berharap rencana inseminasi tersebut dapat berjalan lancar. Meski demikian, ia belum memastikan konsep tersebut mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Kutim.
Sebelumnya, Kepala Distanak Kutim, Dyah Ratnaningrum, menyampaikan rencana inseminasi buatan secara besar-besaran pada tahun 2023. Hal ini dilakukan karena PMK semakin meresahkan para peternak di Kutim, dengan cara itu diharapkan ternak di Kutim bias selamat dari PMK tersebut.
Untuk diketahui, inseminasi buatan atau sering disebut kawin suntik adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (sperma atau semen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut insemination gun.
“Kami akan merencanakan inseminasi buatan secara besar-besaran di tahun 2023 ini, karena adanya PMK kita tak bisa berdiam diri, apabila berdiam diri sapi-sapi kita akan habis,” kata Dyah Ratnaningrum.
Lebih lanjut Dyah menjelaskan alasan mengapa pihaknya memilih inseminasi? Karena tidak bisa mendatangkan sapi dari luar daerah. Saat ini pun lalu lintas ternak hanya dibuka untuk sapi yang dipotong saja.
“Adapun, apabila mengambil sapi potong harus melaporkan bahwa sapi memang dipotong. Bukan untuk dipelihara. Kemudian, sapi yang ada di Kutim berasal dari sapi bali. Namun terjadi Inbreeding (perkawinan antara dua individu yang memiliki hubungan darah sangat dekat) yang mengakibatkan sapi bali di Kutim berukuran semakin kecil. Hal itu lah yang jadikan acuan untuk melakukan Inseminasi buatan,” terang Dyah.
Padahal berat sapi bali bisa mencapai berat 1 ton, akan tetapi dengan perawatan khusus, sambung Dyah. Tak kalah dengan sapi eksotik lainnya. Maka dari itu pemerintah (Distan) bakal memperbaiki kualitas sapi bali yang ada di Kutim. Yakni, dengan menyediakan bibit sapi yang berkualitas tinggi, sehingga sapi-sapi di Kutim menjadi lebih besar.
“Ini anugrah bagi para peternak, jadi kepada para peternak jangan sia-siakan kesempatan di 2023 nanti untuk berlomba-lomba mendaftarkan sapinya. Sebagai calon-calok akseptor kita,” pungkasnya.(*dm5)