BERITA TERKINIKALTIMKutai Timur

Muncul di Halaman Belakang Makoramil 0909-06/Bengalon,Satu Individu Orangutan Berhasil di Evakuasi

Danramil 0909-06/Bengalon Kapten Inf Sajani Lumbantoruan turut serta memastikan proses evakuasi guna menjaga kondisi orangutan agar tidak terluka,Senin(14/3/2022).

KUTAI TIMUR,deltamahakam-Senin,14 Maret 2022 sekitar pukul 14.30 wita ditemukan satwa langka Orangutan di halaman belakang Makoramil 0909-06/Bengalon,Jl. Simpang Perdau,RT.7, Desa Sepaso Selatan,Kec.Bengalon.Kemunculan satu individu Orangutan tersebut terlihat saat hewan yang dilindungi itu,menuju ke arah pohon pepaya yang berada di halaman belakang Makoramil 0909-06/Bengalon.

“Pukul 14.40 wita,saat setelah saya menyaksikan kemunculan orangutan itu,saya langsung berkoordinasi dengan menghubungi Bapak Witono dari BKSDA melalui sambungan telephone “ucap Danramil 0909-06/Bengalon Kapten Inf Sajani Lumbantoruan.

Lanjut Danramil menambahkan “Pukul 15.00 wita,Tim BKSDA yang datang kelokasi,Witono, Rido dan Ahmad Rifai, turut hadir juga LSM CAN/Conservation Action Network drh. Flora dan ditemani oleh Candra, LSM COP/Centre for Orangutan Protection Ibnu dan Ashari.Mereka semua tiba di Makoramil guna mengamankan orang utan tersebut “tutur Danramil.

Orangutan dimobilisasi menuju hutan konservasi Orangutan PT.KPC (Kaltim Prima Coal) Pinang Dum di Kec. Rantau Pulung,Senin(14/3/2022).

Kapten Inf Sajani lanjut menerangkan,pada pukul 16.45 wita,orangutan berhasil diamankan dengan cara ditembak menggunakan obat bius yang dilakukan oleh Tim dari BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam).Setelah dipastikan orangutan pingsan karena pengaruh obat bius,Pukul 17.45 wita satwa dievakuasi.Lanjut pada
Pukul 18.30 wita,setelah diadakan pengecekan ulang kesehatan orangutan oleh drh. Flora,kemudian dibawa ke hutan konservasi Orangutan PT.KPC (Kaltim Prima Coal) Pinang Dum di Kec. Rantau Pulung.

Untuk diketahui,International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyebutkan banyak primata endemik Indonesia terancam punah, salah satunya orangutan. Populasi satwa bernama latin Pongo Pygmaeus (orangutan Kalimantan), Pongo Abelii (orangutan Sumatra), dan Pongo Tapanuliensis (orangutan Tapanuli) telah menurun drastis sebesar 50% dari sejak 1992 hingga hanya tersisa 14.600 individu, sehingga pada 2016 masuk ke dalam daftar merah IUCN.(dm1)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button