Kenyamukan dan Muara Bengalon Potensial Jadi Penangkaran Buaya di Kutim
SANGATTA,deltamahakam.co.id-Kutai Timur (Kutim) terkenal dengan perkebunan sawit dan tambang batu bara. Namun kenyataannya tak hanya itu. Kutim juga terkenal masih memiliki banyak binatang buas yang hidup di alam liar, seperti buaya. Di Kutim ada buaya badas hitam (Crocodylus siamensis) yang hidup di air tawar dan Buaya Supit (Tomistoma schlegii).
Meski liar dan buas, keberadaan binatang jenis reptil itu menjadi salah satu daya tarik bagi wisawatan yang datang untuk melihatnya. Sayangnya, karena keterbatasan biaya, potensi wisata tersebut belum bisa dikelola oleh Pemkab Kutim. Untuk itu Pemkab Kutim mengajak para investor membuat sekaligus mengelola penangkaran buaya.
“Memang Pemerintah Kutai Timur sampai saat ini belum mendapatkan investor untuk membangun penangkaraan buaya. Karena kalau itu diserahkan ke Pemda membutuhkan biaya yang sangat besar,” kata Bupati Ardiansyah Sulaiman saat diwawancarai tim Pro Kutim, usai meninjau normalisasi Kanal 1, Jumat (15/7/2021).
Oleh karena itu, Ardiansyah berharap ada investasi yang masuk untuk membangun dan mengelola penangkaraan buaya. Sementara ini Pemkab Kutim baru bisa memberikan titik-titik lokasi yang sangat baik untuk dibangun penangkaran buaya tersebut.
“Kita bisa menunjukan di Kenyamukan dan bisa di Muara Bengalon, karena di sana habitat buaya cukup banyak. Agar kita bisa masukan (buaya) untuk berdamping dengan habitat aslinya,” ujarnya.
Ardiansyah optimis penangkaran buaya memiliki banyak keuntungan bagi semua pihak. Diantaranya sebagai tempat wisata, edukasi juga bisnis. Untuk itu dia mengajak para investor masuk ke Kutim agar tertarik membuat sekaligus mengelola penangkaran buaya. Sehingga hewan buas tersebut dapat terus dilestarikan namun tidak membahayakan penduduk sekitar habitatnya. (kopi7/kopi3)