BERITA TERKINI

Dinkes Kutim Pastikan Program Makan Bergizi Aman dan Terpantau Ketat

SANGATTA,deltamahakam.co.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) memastikan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mulai berjalan di sejumlah sekolah telah mendapatkan pengawasan ketat.

Program ini tidak sekadar menyediakan makanan sehat, tetapi juga menekankan aspek keamanan pangan. Pengawasan dilakukan secara lintas sektor, mulai dari tenaga gizi, kesehatan lingkungan, surveilans, hingga guru di sekolah. Tujuannya jelas, memastikan setiap makanan yang dikonsumsi anak-anak aman dan tidak menimbulkan masalah kesehatan.

Salah satu aturan yang diterapkan adalah makanan dari program MBG harus dikonsumsi langsung di sekolah dan tidak boleh dibawa pulang. Kebijakan ini dimaksudkan untuk mencegah risiko keracunan akibat makanan yang sudah melewati batas waktu aman konsumsi. Guru juga berperan aktif dalam pengawasan selama jam makan berlangsung.

Tak hanya itu, pihak sekolah, guru, hingga orang tua juga dibekali pengetahuan tentang ciri-ciri keracunan makanan serta langkah penanganan awal. Misalnya, jika ada dua siswa atau lebih mengalami gejala mual, muntah, dan sakit perut setelah makan, maka langsung dianggap sebagai kasus keracunan dan segera ditindaklanjuti oleh tim kesehatan.

Penyebab keracunan paling umum berasal dari bakteri seperti E.coli, yang bisa muncul akibat bahan mentah tidak segar atau proses penyajian yang kurang bersih. Karena itu, kontrol kualitas bahan makanan dan higienitas dapur menjadi perhatian utama. “Kalau santan atau daging tidak segar, atau makanan dibiarkan terlalu lama, bakteri cepat berkembang dan bisa membahayakan,” ujar Sumarno, PLT Kepala Dinkes, Senin (29/9/2025).

Tantangan terbesar ada di daerah terpencil. Yang jarak antar desanya berjauhan membuat distribusi makanan dari dapur utama cukup sulit untuk dijangkau. Untuk itu, Dinkes bersama pemerintah menyiapkan solusi berupa dapur satelit, yakni dapur kecil yang mampu melayani sekitar 200 kotak makanan per desa setiap harinya.

“Dengan adanya dapur satelit, anak-anak di daerah pelosok juga bisa menikmati makanan bergizi yang aman. Jadi, bukan hanya di kota, tapi seluruh wilayah Kutim bisa merasakan manfaat program ini,” Tutupnya.

Dinkes Kutim berharap, melalui pengawasan yang solid dan keterlibatan lintas sektor, Program MBG dapat menjadi langkah nyata dalam meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan anak-anak Kutim, sekaligus memberi rasa tenang bagi para orang tua.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button