Pemkab Kutim Gerak Cepat Lestarikan Budaya, Disdikbud Siapkan Buku Sejarah, Museum, dan Gedung Kesenian
KUTIM – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur semakin serius menggarap sektor kebudayaan sebagai bagian dari penguatan jati diri daerah.
Instruksi Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman untuk menggali sejarah serta budaya lokal kini direspons serius oleh Disdikbud Kutim melalui berbagai program strategis.
Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kutai Timur, Padliansyah, menyebutkan bahwa tahun depan pihaknya mulai menyusun dua buku penting yang akan menjadi rujukan sejarah daerah.
“Tahun depan ada dua buku yang kami anggarkan. sejarah kebudayaan Islam di Kutai Timur dan kedua perkembangan sejarah budaya yang ada di Kutai Timur,” terangnya.
Selain dokumentasi tertulis, pemerintah daerah juga tengah mendorong pembangunan infrastruktur kesenian. Gedung kesenian yang telah lama direncanakan kini masuk tahap konsultasi dengan kementerian. Pemerintah pusat memberi lampu hijau selama lahan tersedia.
“Gedung kesenian itu sudah kami konsultasikan ke kementerian. Kalau kementerian yang penting siapkan lahan dan sebagainya, lalu mereka tindaklanjuti,” ujar Padliansyah.
Adapun rencana pembangunan museum harus tertunda tahun ini karena efisiensi anggaran. Namun Pemkab Kutim telah memastikan dukungan pendanaan di tahun berikutnya.
“Tahun depan ini sudah kami masukkan anggaran museum sebesar Rp 2,5 miliar. Insya Allah tahun depan sudah tidak terpending lagi,” katanya.
Melalui konsultasi yang dilakukan, diketahui bahwa kementerian tidak memiliki anggaran pembangunan museum baru, tetapi menyediakan dana revitalisasi museum yang terdaftar. Karena itu, langkah yang dilakukan adalah mendaftarkan museum daerah yang sudah ada.
“Kita juga konsultasi ke kementerian untuk dibangunkan museum, ternyata tidak ada anggaran untuk pembangunan museum baru. yang ada dana DAK untuk revitalisasi. Untuk itu kami didorong untuk didaftarkan museum yang ada, semoga awal Januari sudah ada penamaan museum dan kita akan mengaktifkan kembali yang ada di galeri,” jelasnya.
Program-program tersebut menjadi bukti bahwa pemerintah daerah ingin mengangkat sejarah Kutai Timur agar tidak hanya dikenang, tetapi ditata ulang sebagai bagian dari pembangunan peradaban daerah. (adv)








