5 Balita dari Desa Muara Enggelam Dapat Perawatan Intensif Terkait Stunting
Pemkab Kutai Kartanegara serius atasi stunting, dengan mengunjungi 5 balita stunting di Desa Muara Enggelam, Kecamatan Muara Wis, di RSUD AM Parikesit.
KUTAI KARTANEGARA,deltamahakam.co.id- Keseriusan ditunjukkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar), dalam mengatasi kasus stunting di Kukar. Ditunjukkan dengan mengunjungi langsung 5 balita asal Desa Muara Enggelam, Kecamatan Muara Wis di RSUD AM Parikesit Kukar. Pada Rabu (3/7/2024).
5 balita yang dijenguk oleh Bupati Kukar, Edi Damansyah, ini diketahui mengalami stunting. Setelah tercatat dalam rangkaian Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting, secara serentak di 20 kecamatan se-Kukar pada Juni lalu.
“Saya hanya memastikan karena di Desa Muara Enggelam dari hasil penghitungan di bulan Juni lalu, ada 5 orang yang terdeteksi stunting,” ungkap Edi Damansyah.
Ini menjadi langkah cepat yang bisa dilakukan oleh Pemkab Kukar, hingga tren positif terus didapatkan. Dimana pada akhir 2023 lalu, angka stunting Kukar turun menjadi 17,6 persen. Bahkan pengukuran yang dilakukan selama Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting yang lalu, angka stunting yang terdata diangka 15 persen.
“Sudah kita petakan yang rentan, yang sudah stunting dan yang terkait kurang gizi. Akan ditindaklanjuti secara khusus dan fokus seperti yang dilakukan hari ini di rumah sakit,* lanjut Edi.
Ia ingin semua pihak bisa terlibat dalam upaya penanganan stunting, selain mengoptimalkan peran dan fungsi posyandu. Seperti puskesmas dan PKK. Bahkan bisa saja melibatkan penyuluh KB ditiap desa dan kelurahan. Selain mengintervensi dan mengedukasi para orang tua, pentingnya pencegahan stunting.
Berkoordinasi dengan PKK yang menyiapkan makanan bergizi, kemudian mengawal makanan tersebut hingga dikonsumsi oleh anak-anak yang diintervensi. Ini langkah kerja konkret yang bisa dilakukan untuk penanganan stunting di Kukar.
“Bertugas akan mengawal dan membawa makanan itu ke rumah yang anaknya stunting, dan mereka harus menunggu makanan anak itu benar-benar dimakan oleh anak tersebut, difoto dan dilaporkan,” tutup Edi. (ADV)