SSGI Laporkan Terdapat Penurunan Asi Ekslusif Tiap Tahun, Pemkab Kutim Gelar Talkshow Kesehatan Antisipasi Stunting
SANGATTA,deltamahakam.co.id — Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman diwakili oleh Asisten Pemkesra, Poniso Suryo Renggono hadiri Talkshow Kesehatan yang menjadi rangkaian peringatan hari Anak Nasional dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke 52.
Agenda tersebut, diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) bekerjasama dengan TP PKK Kabupaten Kutim, Rabu (10/7) di Ruang Akasi, Gedung Serba Guna (GSG).
Dalam sambutanya, Asisten Pemkesra mengatakan, hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) memperlihatkan terjadinya penurunan prevalensi ASI Eksklusif dari 64,5 persen pada tahun 2018 menjadi 52,5 persen, pada tahun 2021.
Hal ini merupakan penyebab kegagalan praktik ASI Eksklusif dengan berbagai macam alasan. “Diantaranya, misalnya budaya memberikan makanan prelakteal, memberikan tambahan susu formula karena ASI tidak keluar,” ujar Poniso.
Padahal, kata dia, pemberian makan yang baik sejak lahir hingga usia dua tahun merupakan salah satu upaya mendasar untuk menjamin pencapaian kualitas tumbuh kembang sekaligus memenuhi hak lebih dari 50 persen kematian anak balita terkait dengan keadaan kurang gizi.
“Dan dua per tiga diantara kematian tersebut terkait dengan praktik pemberian makan yang kurang tepat pada bayi dan anak,” kata dia.
Keadaan ini, menurutnya, akan membuat daya tahan tubuh lemah, sering sakit dan gagal tumbuh.
Sebagai jpaya mengatasi masalah kekurangan gizi pada bayi dan anak balita, pemerintah bertekad meningkatkan derajat kesehatan melalui informasi yang diberikan oleh kader kesehatan, serta lintas sektor yang terlibat langsung terhadap masyarakat.
Sementara itu, Ketua TP PKK Siti Robiah Sulaiman mengatakan, kegiatan ini menjadi bagian penting dari upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk terus menekan angka prevelensi stunting.
Dengan adanya edukasi yang diberikan oleh narasumber, kata dia, diharapkan mampu memberikan pemahaman dan pengalaman yang baru bagi seluruh stekholder terkait, termasuk masyarakat agar lebih peduli dan bisa merubah pola asuh terhadap proses tumbuh kembang anak.
“Karena stunting ini terdiri dari beberapa aspek, salah satunya terkait pola asuh, bukan karena di sebabkan ketidakmampuan orang tua dalam memberikan asupan makan bergizi kepada anak,” jelasnya
Dia berharap, ilmu yang hari ini diberikan oleh narasumber, bisa diterapkan dan disebarluaskan kepada masyarakat kita disetiap Kecamatan.
Diketahui, narasumber talkshow kali ini merupakan ahli gizi serta publik figure kenamaan, Dr.dr. Tan Shot Yen, M.Hum. (Adv)